Jumat, 15 Februari 2013


TUJUAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
SEBAGAI DASAR MOTIVASI
Kelompok II
Muhammad Sadri NIM A1B110203
Muhammad Thaif NIM A1B110213
Harmah NIM A1B110211
Normitha Noprianti NIM A1B110232
Ria Marlina NIM A1B110210

Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang tunggal tetapi memang memiliki makna yang berbeda. Belajar diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku karena hasil dari pengalaman yang diperoleh. Sedangkan mengajar adalah kegiatan penyediaan kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar siswa atau subjek belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang membawa perubahan tingkah laku maupun perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi. Sehubungan dengan itu maka seorang pengajar harus dapat memberikan pengertian kepada siswa, bahwa belajar memiliki beberapa maksud seperti:
1. Mengetahui suatu kepandaian, kecakapan atau konsep yang sebelumnya tidak pernah diketahui.
2. Dapat mengerjakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat berbuat, baik tingkah laku maupun keterampilan.
3. Mampu mengkombinasikan dua pengetahuan (atau lebih) ke dalam satu pengertian baru, baik keterampilan, pengetahuan, konsep maupun sikap atau tingkah laku.
4. Dapat memehami dan atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.
Dalam rangka membina, membimbing dan memberikan motivasi kearah yang dicita-citakan, maka hubungan guru dan siswa harus bersifat edukatif. Interaksi edukatif ini adalah sebagai suatu proses hubungan timbal balik yang memiliki tujuan tertentu, yakni untuk mendewasakan anak didik agar nantinya dapat berdiri sendiri, dapat menemukan jati dirinya secara utuh. Hal ini bukan sesuatu pekerjaan yang mudah, tetapi memerlukan usaha yang serius. Guru sebagai Pembina dan pembimbing harus mau dan dapat menempatkan siswa sebagai anak didiknya di atas kepentingan yang lain. Guru harus dapat mengembangkan motivasi dari setiap kegiatan interaksi dengan siswanya. Hal ini sekaligus dalam rangka menerjemahkan siapa guru secara profesional. Dengan ini guru perlu menyadari dirinya sebagai pemikul tanggung jawab untuk membawa anak didik kepada tingkat keberhasilannya. Jadi, untuk memahami pengetahuan interaksi educatif atau dalam kegiatan pengajaran secara khusus diperlukan suatu “interaksi belajar mengajar” yang titik penekanannya pada unsur motivasi. Maka terlebih dahulu perlu dipahami hal halyang mendasarinya. Sekurang kurangnya harus memahami kapan suatu interaksi itu dikatakan sebagai interaksi edukatif, termaksud pemahaman terhadap konsep belajar dan mengajar.
Kemudian setelah itu perlu dikaji tujuan pendidikan dan pengajaran sebagaidasar motivasi dengan segala jenisnya serta apa pula yang dimaksud dengan motivasi dan kegiatan dalam belajar. Dan persoalan mendasar yang tidak dapat ditinggalkan dalam pembicaraan interaksi belajar-mengajar ini, adalah pemahaman terhadap siapa guru yang dikatakan sebagai tenaga profesional kependidikan itu dan siapa pula siswa yang dikatakan sebagai subjek belajar itu.

A. Arti Tujuan
Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu pristiwa yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan.
Dalam pendidikan dan pengajaran, tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari siswa atau subjek belajar, setelah menyelesaikan atau memperoleh pengalaman belajar. Menurut Winarno Surakhmad, rumusan dan taraf pencapaian tujuan pengajaran adalah merupakan petunjuk praktis tentang sejauh manakah intraksi edukatif adalah harus dibawa untuk mencapai tujuan akhir. Dengan demikian, tujuan adalah sesuatu yang diharapkan dari sejak belajar, hingga member arah, ke mana kegiatan belajar-mengajar itu harus dibawa dan dilaksanakan. Ada tiga alasan mengapa tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dirumuskan :
a. Pertama, Jika sesuatu pekerjaan atau tugas tidak disertai tujuan yang jelas, maka akan sulitlah untuk memilih atau merencanakan bahan dan strategi yang hendak ditempuh atau di capai.
b. Kedua, Rumusan tujuan yang baik terinci akan mempermudah pengawasan dan penilaian hasil belajar sesuai dengan harapan yang dikehendaki dari subjek belajar.
c. Ketiga, Perumusan tujuan yang benar akan memberikan pedoman bagi siswa atau subjek belajar dalam menyelesaikan materi dan kegiatan belajarnya.
Jadi rumusan tujuan merupakan suatu alat yang sangat bermanfaat dalam perencanaan, implementasi dan penilaian suatu program belajar-mengajar.

B. Tujuan Akhir dan Tujuan Intermedier Sebagai Dasar Motivasi
1. Tujuan akhir sebagai dasar filosofis
Setiap cabang pendidikan dan pengajaran memiliki pedoman umum untuk menentukan tujuan dan hasil akhir. Pedoman itu akan cendrung bersifat filosofis dan politis. Karena tujuan itu ditetapkan sebagai peraturan atau undang-undang. Indonesia sendiri telah menerapkan dasar, tujuan dan system pendidikan nasional secara umum, yakni Pendidikan Nasional Pancasila. Misalnya lembaga pendidikan tinggi, lembaga pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah, pendidikan angkatan bersenjata, kejuruan dan sebagainya.
UU Pendidikan dan Pengajaran RI Sekretariat No. 4/1950 kemudian menjadi UU Pendidikan dan Pengajaran RI No.12/1954, pada Bab II pasal 3, Menyebutkan tentang tujuan Pendidikan dan Pengajaran :
“ tujuan Pendidikan dan Pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahtraan masyarakat dan tanah air”
Berangkat dari rumusan tersebut dijelaskan secara rinci, bahwa prinsip untuk membentuk manusia atau warga Negara kriterianya sebagai berikut :
a. Susila: Berbudi luhur, tenggang rasa, takwa pada Tuhan YME, mempertinggi budi perkerti.
b. Cakap: Memiliki pengetahuan, kecerdasan, keterampilan, dan dapat mengembangkan kreativitas.
c. Sosial : Sikap demokratis, mencintai sesame manusia, mempertebal semangat kebangsaan.
Dalam GBHN 1983 dijelaskan “Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan YME, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat keperibadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air”.
Tujuan pendidikan Nasional Indonesia adalah ingin membentuk manusia yang Pancasila, yang ingin membentuk manusia-manusia pembangunan. Ada juga yang menyebutkan tujuan pendidikan itu pada hakikatnya memanusiakan manusia, atau mengantarkan anak didik untuk dapat menemukan jati dirinya. Filosofis dari tujuan ini menerangkan.
“Memanusiakan manusia, berarti ingin menepatkan manusia-manusia Indonesia sesuai dengan propesi dan hakekat kemanusiaannya. Agar manusia menemukan jati dirinya. Dengan menyadari dan memahami “siapa Dia”,” mengapa dia diadakan kedunia ini”dan” harus kemana nantinya”.
2. Tujuan Intermedier sebagai motivasi oprasional
Untuk mencapai tujuan terbentuknya manusia-manusia yang mampu menemukan jati dirinya, manusia-manusia dengan cirri-ciri sebagai dikemukakan diatas, memerlukan kerja serius, efisien, sistematis dan materi atau komponen-komponen yang relevan. Diharapkan tujuan yang bersifat normative, sangat umum dan luas itu mendapat bentuk yang nyata. Secara umum disebut engan kurikulum.
Kurikulum ini menjadi pedoman praktis dalam upaya melaksanakan tercapainya tujuan pengajaran. Berdasarkan kurikulum ada yang dikenal pedoman khusus, misalnya silabus, rencana pelajaran terurai, dan lain-lain. Untuk mencapai tujuan akhir, atau tujuan secara umum (misalnya di beri symbol A), diperlukan pencapaian tujuan yang lebih mudah atau khusus (misalnya di beri simbol a1,a2,a3,a4,dan seterusnya). Tercapainya tujuan : a1,a2,a3,a4,dan seterusnya. Berarti akan tercapai tujuan umum atau akhir (A).
a. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat nasional. Hasil pencapaiannya akan berwujud : warga Negara yang berkepribadian nasional yang bertakwa kepada Tuhan YME, bertanggung jawab atas kesejahtraan masyarakat, bangsa dan tanah air.
b. Tujuan Nasional
Yakni merupakan tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat lembaga pendidikan.hasilnya berwujud tamatan sekolah SD, SMA/MA dan Perguruan Tinggi.
c. Tujuan Kurikuler
Adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tinggkat mata pelajaran atau bidang studi-bidang studi. Hasilnya berwujud bidang studi Geografi, Sejarah, Matematika, dan lainnya.
d. Tujuan Instruksional atau Pembelajaran
Tujuan yang ingin dicapai pada tingkat pengajaran. Hasilnya berupa terbentuk wataknya, kemampuan berpikir, dan kemampuan teknolginya. Dengan empat macam jenjang tujuan pendidkan diatas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan Instruksional/pengajaran akan senantiasa merupakan tujuan paling awal dan sekaligus merupakan dasar untuk mencapai jenjang tujuan berikutnya.
C. Tujuan Pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar dikenal dengan istilah tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran inilah yang merupakan hasil belajar bagi siswa setelah melakukan proses belajar dibawah bimbingan guru dalam kondisi yang kondusif. Pembelajaran di bagi dua :
a. Tujuan Instruksional / tujuan umum pengajaran (TUP)
b. Tujuan Instruksional/ tujuan khusus pengajaran (TKP)
Ada beberapa rumusan mengenai TUP dan TIU :
1. SK Menteri pendidikan dan kebudayaan No.8/U/1975,TIU diartikan sebagai tujuan-tujuan yang pencapaiannya dibebankan kepada program pengajaran suatu bidang pelajaran.
2. Menurut Gene E.Hall dan Howarld L.Jones, TIU adalah pernyataan umum mengenai hasil suatu program pengajaran.
3. Dick dan Carey ,TIU adalah suatu pernyataan yang menjelaskan mengenai apakah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah ia selesai mengikuti suatu pelajaran.
4. Briggs, TIU adalah pernyataan umum mengenai tujuan akhirdari program pengajaran.
Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan tujuan umum pengajaran atau pembelajaran adalah merupakan hasil belajar siswa setelah selesai belajar, dan dirumuskan dengan satu pernyataan yang bersifat umum.
Untuk merumuskan TUP/TIU dan TKP/TIK dengan dua cara, yaitu:
1. Menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan keutamaan untuk TIU, misalnya digunakan kata-kata: memahami, menghayati, menyadari, mengetahui, dan sebagainya.
2. Unyuk TKP/TIK. Menggunakan kata-kata yang bersifat khusus atau dapat diamati misalnya: menyebutkan, menjelaskan, menerangkan, dan menunjukkan.
Contoh :
TUP/TIU : Agar siswa dapat memahami tentang jenis batu-batuan.
TKP/TIK : Agar siswa dapat:
a. Menyebutkan macam-macam jenis batu-batuan
b. Menerangkan cirri-ciri/sifat dari tiap jenis batuan.

22 komentar:

  1. (Sri Maya : A1B110208)
    Disini kalian memaparkan tentang rumusan mengenai TUP dan TIU oleh beberapa ahli. menurut pendapat kalian bagaimanakah rumusan tersebut dalam konteks pendiikan sekarang dan berikan contohnya...

    BalasHapus
  2. Menurut pendapat kami rumusan tersebut dalam konteks pendidikan saat ini ialah yang berupa silabus. Karena TUP/TIU dimaksudkan adalah SK-KD yang terdapat pada Silabus atau RPP (Alat perangkat pembelajaran). Sedangkan TKP/TIK ialah indikator yang kita sebut sekarang ini.
    contoh:
    SK : membaca
    Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca buku kumpulan cerita pendek
    KD : a. Menemukan unsur-unsur intrinsik pada kumpulan cerita pendek
    indikator
    Siswa diharapkan dapat: a. memahami unsur intrinsik dalam cerpen
    b. mengidentifikasi unsur-unsur beberapa cerpen dalam satu kumpulan cerpen

    BalasHapus
  3. Nordin
    A1B110207

    Menurut paparan diatas, setiap cabang pendidikan dan pengajaran memiliki pedoman umum untuk menentukan tujuan dan hasil akhir. Pedoman itu akan cenderung bersifat filosofis dan politis. Karena tujuan itu ditetapkan sebagai peraturan atau undang-undang.
    Tolong jelaskan maksud dari menentukan suatu tujuan dan hasil akhir menggunakan pedoman pendidikan yang cenderung bersifat filosofis dan politis.

    BalasHapus
  4. KUSNIATI ANDRIANI (NIM A1B110215)

    Jelaskan Tujuan akhir sebagai dasar filosofis? apa yang dimaksud pernyataan dalam materi "Pedoman itu akan cendrung bersifat filosofis dan politis" jelaskan?

    BalasHapus
  5. karena pertanyaan saya sama dengan nordin ada satu pertanyaan lagi buat kelompok Tujuan Intermedier sebagai motivasi oprasional? saya masih kurang memahami paparan materi diatas jelaskan maksud tujuan tersebut!

    BalasHapus
  6. Karena pertanyaan Nordin dan Kusniati andriani sama, maka kami menjelaskan tidak satu persatu.

    Tujuan akhir sebagai dasar filosofis itu adalah merupakan tujuan itu sendiri yang ditetapkan sebagai peraturan atau undang-undang pendidikan. Indonesia sendiri telah menerapkan dasar, tujuan dan sistem pendidikan nasional secara umum, yakni Pendidikan Nasional Pancasila. Misalnya lembaga pendidikan tinggi, lembaga pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah, pendidikan angkatan bersenjata, kejuruan dan sebagainya. Maksud dari semua itu adalah untuk memberikan gambaran secara umum tentang kualitas manusia yang dicita-citakan, sebagai hasil pengalaman edukatifnya pada lembaga-lembaga tersebut.

    Tujuan intermidier itu sendiri merupakan tujuan dari sebuah pedoman, Pedoman atau tujuan yang untuk mencapai terbentuknya manusia-manusia yang mampu menemukan jati dirinya. Pedoman itu berupa kurikulum yang kemudian dibuat berbagai pedoman khusus, contohnya Silabus, dan RPP.

    BalasHapus
  7. NUR HIDAYATI (NIM A1B110217)

    Pada postingan di atas anda memaparkan arti tujuan pendidikan&pengajaran yaitu kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang terikat dan terarah pada tujuan.

    Berikan gambaran/contoh mengenai suatu peristiwa yang terikat pada tujuan dalam proses kegiatan belajar mengajar!

    BalasHapus
  8. Menurut kami Gambaran pada suatu peristiwa yang terikat pada tujuan dalam proses belajar mengajar, yaitu Dari membuat Silabus, RPP, Metode/Teknik, dan Evaluasi hasil Belajar. Maka perlunya tujuan secara terikat. Dengan demikian, tujuan adalah sesuatu yang diharapkan dari sejak belajar, hingga memberi arah, ke mana kegiatan belajar-mengajar itu harus dibawa dan dilaksanakan. Itu sebabnya mengapa perlunya Ada tiga alasan mengapa tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dirumuskan :
    a. Pertama, Jika sesuatu pekerjaan atau tugas tidak disertai tujuan yang jelas, maka akan sulitlah untuk memilih atau merencanakan bahan dan strategi yang hendak ditempuh atau di capai.
    b. Kedua, Rumusan tujuan yang baik terinci akan mempermudah pengawasan dan penilaian hasil belajar sesuai dengan harapan yang dikehendaki dari subjek belajar.
    c. Ketiga, Perumusan tujuan yang benar akan memberikan pedoman bagi siswa atau subjek belajar dalam menyelesaikan materi dan kegiatan belajarnya.

    BalasHapus
  9. Nama : Eka Cahya Nenggar (NIM : A1B110228)

    Anda sudah menjelaskan tujuan akhir sebagai dasar filosofis...Bagaimana dengan tujuan akhir bersifat politis?

    BalasHapus
  10. Menurut kami Tujuan akhir yang bersifat politis itu tujuan yang berhubungan dengan Lembaga Pendidikan tentang pembuatan Undang-undang Pendidikan Nasional.

    BalasHapus
  11. Diskusi kelompok III akan berakhir hari Selasa pukul 22.00 wita
    (^_^)

    BalasHapus
  12. Nama : Abdul Hamid (NIM A1B110201)
    Guru sebagai Pembina dan pembimbing harus mau dan dapat menempatkan siswa sebagai anak didiknya di atas kepentingan yang lain. Guru harus dapat mengembangkan motivasi dari setiap kegiatan interaksi dengan siswanya.sekaligus dalam rangka menerjemahkan siapa guru secara profesional.
    Pertanyaan Saya
    Apabila seorang guru sudah memberikan pengajaran atau pengarahan yang baik kepada anak didiknya namun ada beberapa anak didiknya yang tidak memahami dan selalu membuat keonaran, pada akhirnya guru tersebut berhenti mengajar di kelas peserta didik tersebut. Apakah ini termasuk guru yang propesional?

    BalasHapus
  13. Menarik nih pertanyaan Hamid Sebamban, umpat menanggapi lah..

    Apabila seorang guru sudah memberikan pengajaran atau pengarahan yang baik kepada anak didiknya namun ada beberapa anak didiknya yang tidak memahami dan selalu membuat keonaran, mungkin yang bisa dilakukan adalah mengintropeksi guru itu sendiri sebagai pengajar apakah sudah maksimal dalam proses belajar mengajar, untuk peserta didik yang 'nakal' bisa di mediasi ke guru BK, karena menurut saya setiap peserta didik yang yang 'nakal' butuh perhatian khusus, dan mereka itu kreatif, cuma wadah untuk menyalurkan bakatnya yang mungkin kurang sesuai. Tugas pengajar lah yang memberikan pendidikan yang dibutuhkan oleh masing-masing individu peserta didik.

    BalasHapus
  14. Saudara Hamid
    Menurut kami, Seorang Guru yang profesional tidak membatasi interaksi dikelas saja, melainkan diluar kelas guru juga sebagai pendidik. Guru profesional itu mempunyai ciri-ciri salah satunya harus mempunyai kompetensi sosial, yaitu Komunikasi dan interaksi yang diharapkan muncul antara guru dengan siswa berkaitan dengan interaksi yang akrab dan bersahabat.Siswa yang kurang memahami pelajaran dan membuat onar atau gaduh sebenarnya ia ingin mencari perhatian guru yang lebih, dan si Siswa ingin berkomunikasi atau mencari perhatian khusus pada guru tersebut tentang masalah dirinya, .

    Terima kasih, pada Nordin, yang lebih dulu menjawab atas pertanyaan Hamid

    BalasHapus
  15. Guru sebagai Pembina dan pembimbing harus mau dan dapat menempatkan siswa sebagai anak didiknya di atas kepentingan yang lain. Guru harus dapat mengembangkan motivasi dari setiap kegiatan interaksi dengan siswanya. Hal ini sekaligus dalam rangka menerjemahkan siapa guru secara profesional. Dengan ini guru perlu menyadari dirinya sebagai pemikul tanggung jawab untuk membawa anak didik kepada tingkat keberhasilannya.
    Nah yang saya tanyakan bagaimana seorang guru mengatasi seorang anak didik, kalau seoerang anak didik tidak bisa memahami sama sekali disaat guru mengajar, bagaimana cara mengatasinya ?

    BalasHapus
  16. Nama: Abdul Gani (A1B108256)

    Menurut tanggapan saya, tujuan pendidikan dan pengajaran adalah:
    1. Mengantarkan kepada sifat/cara berpikir dewasa
    2. Merupakan proses belajar dari yang tidak bisa menjadi bisa

    BalasHapus
  17. KUSNIATI ANDRIANI
    NIM A1B110215

    menanggapi pertanyaan Muhammad faturahman jika anak didik tidak bisa memahami apa yang diajarkan oleh gurunya banyak hal yang harus diperhatikan oleh guru. Guru perlu mengadakan evaluasi terhadap anak didik apa yang menyebabkan anak didik tidak paham, bisa dari model pengajaran yang kurang efektif atau ada masalah personal dari anak didik itu sendiri. seorang guru harus peka terhadap anak didik model pembelajaran apa yang disenangi murid sehingga meraka merasa senang dan mudah memahami pelajaran. jika, ada masalah personal terhadap anak didik guru bisa pendekatan terhadap anak didik hal apa yang menyebabkan anak didik susah untuk memahami pelajaran.

    BalasHapus
  18. Okta Maria Ulva
    Dari pemaparan diatas telah disajikan mengenai tujuan pendidikan dan
    pembelajaran sebagai motivasi. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana letak kedudukan interaksi edukatif dalam dunia pddk itu sendiri.Trimz

    BalasHapus
  19. Terima kasih pada Kusniati telah menanggapi pertanyaan M. Faturahman.
    Kami sependapat dengan tanggapan anda, yang mana Guru perlu mengadakan evaluasi terhadap anak didik apa yang menyebabkan anak didik tidak paham, bisa dari model pengajaran yang kurang efektif atau ada masalah personal dari anak didik itu sendiri. Anak didik tidak bisa memahami sama sekali disaat guru mengajar, itu terdapat faktor yang bisa mempengaruhi si anak didik. Apabila dikaitkan dengan faktor-faktor yang berperan dalam belajar, penyebab kesulitan belajar menjadi dua bagian besar, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa atau faktor internal yaitu faktor fisiologi dan faktor psikologi dan faktor yang berasal dari luar diri siswa atau faktor eksternal yaitu faktor orang tua, faktor sekolah, dan faktor media masa dan lingkungan sosial.

    BalasHapus